sriwedari boot bois


Teringat 12 thn lalu ketika masih nongkrong di M.C.S ( MANAHAN CIU SQUADS )di datangi Skinhead- skinhead SRIWEDARI BOOT BOIS ( Met Mamik, Zoel Chaos, Gembur, Popeye, Nico )mengajak saya untuk hangout bersama mereka di Sriwedari.yupz....mulai saat itu saya memantapkan diri untuk bergabung kedalam keluarga besar SRIWEDARI BOOT BOIS !!!
suka duka, penghianatan, bands, cinta semua terlukis di kulit hitam ini membuat kita semakin solid dan kuat...dan sekarang wajah2 baru/regenerasi pun bermunculan menunjukan eksistensinya, bukan sekedar ikut-ikutan atau pun fasion dan inilah kami tua dan muda SRIWEDARI BOOT BOIS...STILL TOHETHER AND STRONG !!!
THIS MY FAMILY, THIS MY WAY, THIS OUR RULES, PROUD TO BE SRIWEDARI BOOT BOIS
CHEERS and Oi!

red and anarchist skinheads


Skinhead Merah dan Anarkis (lebih populer dengan sebutan dalam bahasa Inggris : Red and Anarchist Skinheads atau disingkat RASH) adalah sebuah jaringan informal dari skinhead-skinhead sayap kiri/anarkis yang independent, dengan grup-grup yang tersebar diseluruh dunia, dengan menggunakan berbagai level cara berkomunikasi den koordinasi, tetapi tidak pernah lebih menekankan kepada pendekatan struktural.
RASH secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1993 oleh para anggota Mayday Crew, sebuah kelompok skinhead sayap kiri yang berlokasi di kawasan kota New York. Kemudian dalam waktu singkat diserukan untuk membangun sebuah jaringan keluar, akhirnya didirikanlah RASH ditempatlain diberbagai negara diseluruh dunia.
Anarko-skinhead atau Anarko-skin adalah sebutan untuk sebuah gerakan anarkisme yang dilakukan oleh para Skinhead, mereka adalah kelompok skinhead anti-fasis yang fanatik, dan juga berasal dari kelas pekerja. Kebanyakan dari mereka bergabung dengan kelompok-kelompok anarkis seperti ASAP (Anarchist Skins and Punks/Kelompok Skinhead dan Punk Anarkis) di Amerika Serikat dan FASH (Federacion Anarco-Skinhead/Federasi Anarcho-skinhead) di Spanyol dan sebagian wilayah Amerika Latin. Beberapa lainnya bergabung dengan kelompok anti-rasis seperti SHARP (Skinheads Against Racial Prejudice) atau kelompok kiri seperti RASH (Red and Anarchist Skinheads). Serta banyak juga yang tidak bergabung dengan kelompok politik manapun.

..

Skinheads Indonesia


Sebagai salah satu subcultures yang semakin tumbuh berkembang di berbagai belahan dunia, Skinhead telah menjadi bagian dari budaya sebuah bangsa yang kuat, tak terkecuali di IndOi!nesia. Rentang perbedaan jarak dan waktu telah menjadi jurang pemisah antar komunitas kaum Skinhead yang telah tumbuh dan berdiri tegak di seluruh kepulauan di IndOi!nesia. Untuk itu, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Skinheadindonesia.com berupaya hadir untuk bisa merangkul dan menjabat erat para kaum Skinhead di seluruh pelosok negeri dari Sabang sampai Merauke tanpa membedakan suku, agama dan ras.
Situs Skinhead Indonesia dibangun untuk bisa menjadi “rumah” bagi para komunitas Skinhead di Indonesia dan menjadi wadah dalam menuangkan ide, pikiran maupun kreativitas berkarya seni. Dengan mengenyampingkan paham dan ideologi yang dianut, Skinheadindonesia.com diharapkan bisa menjadi jembatan yang mempertemukan para komunitas kaum Skinhead di seluruh pelosok nusantara. Dengan diciptakannya situs ini, tak menutup pintu bagi para komunitas subcultures yang lain untuk ikut bergabung dan menjadi bagian dari keluarga besar Skinhead Indonesia.
Situs Resmi : www.skinheadindonesia.com
This is Our answer to those BONEHEAD who claim that it is great to be racist in Indonesia! Fuck You All! Bloody Wankers! and Fuck You to all the FENCEWALKERS! Better Off Dead! +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++Real SKINHEADS ain’t Racist!!!! Fuck the bonehead nazis and ignorance! +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++Di Bandung sendiri, Oi! dimulai pertengahan 90-an diawali dengan Runtah. Ketika terjadi booming Ska di Indonesia, bermunculan banyak Skinhead, entah mereka hanya poseurs, trendy wankers ataupun a true SKINHEAD itselfs. Seiring dengan “mati”-nya tren ska karena dihantam secara dahsyat oleh major label, maka menghilang pulalah Skinhead. Tapi ingat, setiap hilangnya suatu tren bukan berarti hilang pula subkultur yang tercipta atau terbawa oleh trend tersebut. Walaupun sedikit, tapi Skinhead diIndonesia, di Bandung khususnya still going strong and getting bigger. Ada beberapa organisasi Skinhead di dunia yang masuk ke Indonesia . Antara lain adalah Red Anarchist Skinhead dan Skinhead Against Racial Prejudice. Bahkan Neo-Nazi Skinhead sendiri ada di negara kulit berwarna sepertiIndonesia ini. Beberapa gelintir Skinhead Rasis ini terlihat di Bandung dan Jakarta. Di Yogyakarta para Skinhead umumnya sudah mengerti asal muasal sub Kultur ini. Di Yogyakarta beberapa band skinhead memainkan ska selain Oi! dan Hardcore. Sampai saat ini sudah banyak sekali band Oi! diBandung , seperti Haircuts, Rentenir, Battle 98, The Real Enemy, Sanfranskins, One Voice, dan banyak lagi. Karena gelombang Skinhead Rasis yang mulai meresahkan maka beberapa skinhead non-rasis dan anti rasis dari beberapa band Oi! diBandung , membuat sebuah band bernama Combat 34 yang sangat anti rasis, nama band ini adalah ejekan untuk skinhead rasis di Jakarta yg menamakan diri COMBAT 18Indonesia atau apalah!, lagu-lagu mereka bercerita tentang apa gunanya jadi rasis di Indonesia , ajakan berkelahi untuk para skinhead rasis, dan pastinya juga tentang sepak bola, perkelahian di jalan, dengan moto mereka “Sometimes Anti-Social but Always Anti-Racist”. Band-band ini sudah merilis beberapa kompilasi dan mini album di bawah naungan United Races Records. Skinhead diBandung sering terlihat di workers store di gedung Miramar lantai dasar sebelah Palaguna. Sekarang Gd. Miramar ini sudah tidak ada, dan kita dapat menemui mereka di P.I. (Pasar Induk) yang berlokasi di belakang malBandung Indah Plaza. Jangan lupakan kota pelajar, Yogyakarta, disini ada banyak band2 Oi!/streetpunk, mereka masing2 memiliki ciri yang berbeda antar bandnya, seperti Captain Oi!, Sardonic, Dom 65, Elang Bondol, Selokan Mataram, Bala Nusantara dan masih banyak lagi, selain banyak yang sudah RIP, band2 ini berada di bawah naungan Realino Records, Ruckson Music (milik salah satu personel Dom 65), Unite n Strong. skinhead di Yogyakarta dapat ditemui di daerah jalan Mataram. Ada beberapa album baik full ataupun kompilasi yang telah beredar. Di Jakarta sendiri scene skinhead cukup berkembang dengan baik. Kita dapat menemui banyak skinhead di seputaran kota ini. Mulai dari Trad Skins, SHARP Skins, sampai yang Rasis pun ada. Band-band Oi! asal Jakarta antara lain adalah The End, Anti-Squad, Garuda Botak, the Gross, the Bretel, dan lainnya. Beberapa Band tadi ada yang dirilis oleh WARRIOR records.

SKINHEADS AGAINST MEDIA ( S.H.A.M )


Media : Kawan atau Lawan (a tribute to S.H.A.M)
Isu mengenai media terutama media mainstream seringkali dianggap sebagai isu klasik bagi kawan-kawan, juga kadang dipandang remeh, banyak yang bersikap acuh dan menganggap topik mengenai media adalah bahan yang tidak menarik lagi karena seolah tidak pernah ada titik temu dalam menyikapi hal ini. Banyak juga pro dan kontra mengenai media, terutama media2 mainstream, sebenarnya masalah ini esensi untuk menjadi pemikiran bersama, tidak masalah siapa mendukung siapa, tidak masalah penganggapan kawan2 terhadap media, yang perlu ditekankan adalah bagaimana kita melihat media itu dari sudut pandang sub-kultur kita dan bagaimana sikap kita, sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas terhadap eksistensi dan ekspansi media mainstream ke dalam kamunitas kita.

Ini merupakan salah satu pergerakan sama seperti pergerakan2 lain yang ada….seperti S.H.A.R.P, RASH dan lain2…meskipun ini hanyalah pergerakan spontan dan tidak terorganisasi seperti S.H.A.R.P ataupun RASH. Banyak yang menolak untuk mengungkapkan pendapat, bahkan cuek dan menyepelekan ketika ada dari kawan2 yang menyatakan sikap tertentu terhadap media. Jadi apa permasalahan sebenarnya?

Media dan Skinhead - Sejarah Pahit

Menilik bagaimana hubungan skinhead dengan media pada awal2 kebangkitan skinhead, sangat jelas diketahui sikap mereka2 yang telah ada sebelum kita mengenai hal ini. Mungkin kita tidak melihat media sebagai ancaman terhadap kultur kita, karena mungkin sebagian besar dari kita mengetahui budaya ini melalui media, apapun bentuk media itu, apakah itu buku, internet, bahkan media lisan melalui perorangan. Dan yang menjadi permasalahn sekarang adalah media apa dan bagaimana yang bisa menjadi ancaman bagi bagi kita sebagai pribadi bagian dari kultur maupun sebagai komunitas?

Kita semua butuh media, tanpa media kultur inipun tidak akan bisa tumbuh, sama seperti kita tidak bisa hidup tanpa memiliki tubuh fisik kita...sejak dari kecil kita belajar mengenal suatu bentuk dan cara melalui pengalaman (media pembelajaran), dan pengalaman yang membuat kita bersikap dan bertindak atas sesuatu....contohnya kita tau bagaimana menangani rasa sakit karena kita pernah merasakan sakit..... Sejarah panjang skinhead dengan media samasekali tidak manis, dan karena itulah yang mereka yang memandang ini sebagai isu yang siginfikan menentukan sikap dan pergerakan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan2 yang sama dan mencegah komunitas dari bahaya2 manipulasi dan permainan kepentingan. Sejak pertama kali skinhead muncul di media, bukanlah hal baik yang diperlihatkan media kepada masyarakat luas. Dan di Inggris sendiri, kaum2 kelas menengah selalu mendapatkan pemberitaan yang berat sebelah mata dan remeh, dianggap sebagai lingkungan yang penuh dengan kekerasan dan kriminalitas dikarenakan pergolakan ekonomi dan ketidak adilan sosial dalam masyarakat Inggris sendiri pada masa itu. Skinhead sebagai kultur yang lahir dari kalangan kelas pekerja, kaum menengah, termasuk di dalam pemberitaan minus yang kemudian menjadi sasaran opini publik yang menyudutkan.
Skinhead telah disalah mengerti dan disalah artikan, media dengan gencar menyatakan skinhead sebagai kaum yang dekat dan menyukai tindak kekerasan dan kriminalitas, dituduh sebagai sekumpulan pemabuk yang rasis, yang berpikiran dangkal mengenai situasi sosial politik ekonomi....sejak kapan kamu kelas menengah dianggap berperan dalam masalah tersebut oleh pemerintah kecuali sebagai penyebab kerusuhan dan pertikaian.... Media memandang skinhead dari sudut yang salah, pada saat yang salah dan pada orang2 yang salah, dan mereka menyebut apa yang mereka lihat dan dengar itu itu sebagai skinhead....dan dengan cepat masyarakat, yang saat itu sedang bergolak oleh isu2 sosial ekonomi dengan cepat menemukan kambing hitam untuk segala permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan mereka, opini publik dengan cepat terbentuk. Skinhead dan Punk menjadi kambing hitam atas semua tindak kriminal dan kerusuhan, dan masyarakat menjadi korban pembodohan media massa saat itu.

Namun media tidak pernah menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada orang2 tersebut. Kenapa? Masyarakat perlu kambing hitam, dan media massa adalah pahlawan pemberitaan publik, dan lebih lagi motif profit dari pemberitaan yang bersifat sensasional...... Dan kesalahan tak termaafkan media terhadap kultur skinhead yang diakui oleh semua mereka yang pernah berjuang melawan media adalah media telah menodai kebanggan seorang skinhead dengan publisitas yang salah sehingga membentuk opini publik yang salah selama masa kebangkitan dan perkembangan skinhead. Persepsi yang keliru dan juga sikap meremehkan mereka dengan mengambil kesempatan "komersil" di tengah gelombang pergolakan dalam kultur skinhead sendiri.

Skinhead dan Media Masa Kini

Media telah berkembang pesat hingga saat ini, televisi, radio, surat kabar dan memiliki suatu fasilitas yang luar biasa dalam usaha mereka sebagai basis informasi massa, internet. Sebenarnya pertanyaan kita...apa yang salah pada TV,radio dan surat kabar, bahkan internet....jawabannya adalah tidak ada yang salah...sebenarnya tidak ada yang salah dengan kedudukan mereka sebagai fasilitas...tapi ada yang salah dengan sistem yang menjalankan mereka...kepentingan2 yang ada di balik mereka, motif2 tersembunyi yang dikemas dengan baik untuk menarik minat publik. Masalahnya juga bukan pada apakah kamu nonton tv atau mendengarkan radio atau membaca surat kabar atau tidak? atau menggunakan internet atau juga menggunakan sarana2 media yang lainnya, masalah ini yang sering disalah mengerti oleh kawan2 terhadap kawan2 yang menyatakan menolak media....bukan masalah mengkonsumsi media itu...tapi bagaimana bersikap terhadap apa yang disodorkan oleh media itu sendiri, media sangat berperan dalam membentuk opini kita...jadi sikap yang kritis dan jeli sangat perlu dalam menghadapi media. Kita tidak sedang berhadapan dengan boneka manis dan lucu untuk kita mainkan, tapi kita sedang berhadapan sesuatu yang besar, efektif dan agresif. Kita tidak bisa bermain-main dengan media, dengan berusaha menjadi pahlawan bagi kawan2 kita untuk menunjukkan pada dunia mengenai eksistensi kita, kita tidak butuh "eksis" melalui media massa yang digerakkan oleh sistem yang penuh manipulasi dan politik kepentingan untuk mendapat pengakuan publik. Banyak media yang berusaha untuk masuk ke dalam kultur skinheads maupun punk, namun apa sebenarnya yang mereka cari ketika mereka telah mengerti bahwa mereka bukanlah jenis sahabat yang diharapkan oleh kita? Apa yang mereke inginkan? Apa yang begitu menarik dari kultur yang lahir dari masyarakat kelas menengah dan kaum kelas pekerja dan kaum pelajar tidak puas dan kritis??? Satu-satunya yang dikejar oleh para pemburu berita adalah berita yang benar2 baru dan sensasional dari sumber mereka sendiri sebagai pengangkat rating, karena butuh sesuatu yang baru dan sensasional yang mampu menarik minat para viewers mereka selain term2 atau program acara/berita umum yang didapatkan secara bersama dengan media2 pesaing mereka, seperti berita mengenai peristiwa aktual dan isu yang terjadi dalam lingkup lokal nasional / internasional. Dan hal macam apakah yang begitu menarik mereka untuk menengok ke dalam kultur yang selalu dianaktirikan oleh kultur2 mapan? Tentu saja obyek yang paling menarik adalah gaya hidup yang yang khas dan unik, mulai dari fashion, musik,sikap dan pembawaan kultur itu sendiri. Kenapa itu begitu menarik? karena itulah yang tidak pernah dilihat dan tidak pernah diperhatikan oleh masyarakat luas. Dan media dengan mudah melihat celah itu, dengan dalih menggalakkan perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap komunitas di sekitar mereka yang selama ini seolah ’kasat mata’. Agenda mereka hanyalah ingin memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk mengetahui komunitas2 yang tumbuh di dalam masyarakat kita? Apakah itu benar2 demikian? Apakah itu sebuah tujuan mulia yang kita semua harus mengambil bagian di dalamnya? Situasi kita tentu saja berbeda dengan kawan2 kita di luar sana tempat di mana budaya ini berasal, tapi kita berbagi "passion" bahwa kita memiliki budaya ini, kita menghidupi jalan ini dan kita berjuang berasama untuk ini.
Suatu hal yang sangat jelas di sini mengenai media, kita menghadapi persoalan yang sama, meskipun kita mengalami dengan cara yang berbeda karena tempat2 di mana kultur ini ada kita menghadapi situaasi sosial ekonomi politik dalam tingkat2 yang berbeda dan variatif. Dan sejarah panjang kultur2 minor telah memberikan suatu sudut pandang dan pengalaman bagi kita untuk bersikap terhadap apapun yang mencoba masuk ke dalam kultur kita dan mengambil keuntungan dari kita tanpa kita sadari. Kalau kita berbicara tentang media mainstream sekarang dan tahun 69 dan era2 seputar itu kita akan menghadapi situasi di mana media saat itu hanyalah surat kabar, radio dan televisi dan situasi saat itu dimana terjadi banyak pergolakan ekonomi sosial dalam masyarakat di Inggris dan Eropa, kultur2 minor bukanlah sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat, dan mereka benar2 menjadi mangsa media. Terutama ketika banyak kepentingan politik yang mengambil manfaat dari situasi yang terjadi saat itu, dan media sekali lagi merupakan pahlawan publik bagi masyarakat mapan dan menjadi serigala bagi kultur 2 minor khususnya skinhead dan punk. Lalu apa masalahnya dengan keadaan kita saat ini? perlukah kita berdamai dengan media karena sekarang media sudah begitu berkembang, dan media2 ini sudah berlomba untuk ’menampilkan’ kenyataan dan kebenaran2 dalam masyarakat kita yang sudah lebih kritis?.....pertanyaan untuk kita semua...karena satu hal....kita tidak bisa melupakan begitu saja apa yang terjadi di masa lalu itu meskipun itu tidak terjadi pada kita, dan sekali lagi kita memiliki jalan ini dan kita berbagi rasa mengenai ini dan juga kita belajar dari pengalaman2 dari masa lalu untuk menentukan sikap kita. Kita bukan menghadapi musuh yang baru, kita menghadapi sesuatu yang besar dan sangat efektif dan efisien dalam segala cara2 mereka.

Kalau kita belajar dari pengalaman, mereka juga belajar dari pengalaman, dan tentu saja mereka ahli dalam hal itu, mereka tidak akan menampilkan secara vulgar maksud2 mereka...dalam pakaian yang lebih baru ...serigala berbulu domba.....namun mereka tetaplah serigala..... Dulu masyarakat mungkin melihat skinhead sebagai sesuatu yang meresahkan karena pemberitaan dan juga karena banyak intrik yang merengsek masuk ke dalam komunitas2 dan karena kaum skinhead dulu hanyalah para kelas pekerja dari kalangan kelas menengah yang sering tidak dianggap, mereka tidak memiliki media yang sama seperti yang dimiliki korporasi2 dan komunitas mainstream untuk mencounter segala macam pemberitaan, mereka bergerak di jalan, mereka melawan dengan kapasitas yang mereka miliki. Sekarang kita semua bisa memiliki akses ke fasilitas2 yang juga dipakai media2 mainstream lalu untuk apa kita membutuhkan mereka untuk menjadi media kita? Untuk apa kita membutuhkan mereka untuk menjelaskan kepada masyarakat luas mengenai eksistensi dan pergerakan kita? kita sejak dulu juga punya media yang efektif semacam fanzines/zines, newsletter,tape-casstes, dll, bagi kawan2 yang tidak bisa mengkases media2 seperti internet....Tetap merupakan masalah kenapa banyak yang merasa harus menjadi pahlawan dengan menggunakan media2 mainstream sebagai alat yang lebih efektif di mata mereka......entah apapun motivasi mereka...satu hal kepentingan2 yang ada di belakang media2 mainstream memiliki tulang belakang yang sangat sangat luar biasa berkuasa....lebih berkuasa dari manusia kalau mau dikata....uang..... Media2 mainstream punya sumber daya yang sangat memadai lebih dari kita...dan ketika mereka melihat celah di mana mereka ingin masuk ke dalamnya.....kita hanyalah salah satu obyek lain yang dengan mudahnya akan dimanipulasi....uang sekali lagi uang.....kita hanyalah satu obyek komoditas fashion dan musik di mata mereka yang siap dipatenkan oleh mereka dan dijadikan konsumsi publik, sebuah trend. Itulah yang terjadi pada komunitas punk ketika media sudah berhasil masuk ke dalam tubuh komunitas.Oya, media tidak akan melupakan mengenai spirit kelas pekerja tentu saja....tapi itu hanyalah satu trik permainan halus..sebuah cita rasa komoditas, lalu ada juga kawan2 yang berkata mereka berhasil membuat media2 mainstream keteteran dengan cara mereka menjadi bagian dan komoditas media.....tapi apakah itu memberikan pengaruh kepada komunitas ini secara kesuluruhan??? Ataukah mereka semakin terlena dalam permainan media???

Ada pepatah yang mengatakan kenalilah musuhmu....dulu orang belajar taktik musuh untuk mepelajari musuh, sekarang kita belajar dari mereka dengan cara bermain dan bahkan mengambil bagian di dalam mereka??? Apakah kapasitas kita sudah memadai untuk melawan mereka di medan mereka???......... Sekarang kita tidak begitu mempedulikan semua ini karena kita menganggap masalah media dan segala macamnya hanyalah masalah klasik yang gag akan habis2nya kalau dibahas...tentu saja...karena kita semua berada dalam progress.....semua masih bergerak dengan cepat ketika kita bicara mengenai pergerakan dan perkembangan trend dan pemberitaan massa....sebenarnya masalah media tetaplah masalah yang relevan untuk menjadi bahan pembelajaran bagi kawan2 yang masih baru...terutama...... Ada banyak masalah dalam semua komunitas kita......dan masalah2 itu belum tentu merupakan isu yang siginifikan di tiap2 komunitas.......mungkin isu dan masalah yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana menyikapi media2 mainstram.....banyak kawan yang mengatakan jangan anti! lebih relevan protes? Apapun bentuk perlawanan kawan2 kita semua ini merupakan kounter dengan cara masing2 dan sebaiknya kita harus saling peduli, saling support dan bukannya saling menuding dan menyudutkan yang berujung perpecahan dan semakin membuka peluang bagi serigala2 kelaparan di luar sana...... Komunitas2 di luar mungkin ada yang menghadapi masalah yang sama dengan kita di sini sekarang, mungkin bahkan mereka menghadapi isu2 lain semacam isu2 rasial dan sebagainya, itulah kenapa ada banyak macam kelompok pergerakan dalam komunitas...apa yang kita lawan...apa yang kita protes dan apa yang kita anti.....semuanya seharusnya saling berbagi pengalaman dan saling mengingatkan dan saling mensupport...bukannya saling bertengkar mengenai apa yang lebih baik dan lebih benar......pilih sikapmu sendiri dan pilih caramu melawan.....tidak perlu menuding kawan2mu yang lain kalau mereka berbeda cara atau bahkan tidak peduli dengan apa yang kamu perjuangkan......just fisnished it what you’ve started kawan....jangan saling menghakimi dan saling menuduh....dan selalu waspada terhadap kucing2 dalam karung dan juga serigala2 berbulu domba baik dari dalam komunitas maupun dari luar yang hanya menganggap komunitas sebagai batu loncatan atau kesempatan dan lebih parah lagi sebagai alat propaganda pribadi......beware kawan.........!!!

MERCHENDISE


Semangat Djoeang Tattoo new T-Shirt....
warna hitam size M/L
price Rp.50.000.00
order call Dik Gundul 085 728 29 52 74

situs yang terkait dengan semangatdjoeang :
http://www.semangatdjoeang.co.cc http://myspace.com/orakarik http://www.reverbnation.com/theorakarik .....http://www.facebook.com/topic.php?topic=11422&post=55424&uid=135247238929#!/group.php?gid=135247238929

MERCHENDISE



The Orak Arik new T-Shirt....
warna hitam size M/L
price Rp.50.000.00
order call Dik Gundul 085 728 29 52 74

situs yang terkait dengan The Orak Arik:
http://www.semangatdjoeang.co.cc http://myspace.com/orakarik http://www.reverbnation.com/theorakarik
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...